BAB
I
PENDAHULUAN
Impedansi
dapat didefinisikan sebagai karakteristik listrik yang menjadi penghambat suatu
daya listrik. Impedansi dipengaruhi oleh frekuensi sehingga sifatnya
berubah-ubah. Satuannya adalah ohm. Istilah impedansisering kita temui dalam perangkat-perangkat
audio seperti speaker, earphone, dan lain-lain. Jika impedansi bersifat
menghambat daya, apakah impedansi tetap diperlukan pada perangkat-perangkat
tersebut.
Impedansi memang bersifat menghamat, akan
tetapi ini membuat amplifier/receiver harus bekerja ekstra untuk menghasilkan
tegangan yang diinginkan. Sebaiknya, impedansi pada perangkat lebih baik
berukuran kecil sehingga akan makin banyak daya yang dialirkan sehingga suara
yang dihasilkan juga semakin bagus. Akan tetapi, jika impedansi terlalu kecil,
maka tegangan yang dihasilkan akan semakin besar (sesuai hokum Kirchoff) dan
hal ini akan dapat membuat perangkat audio mejadi rusak
Impedansi
pada dasarnya adalah gabungan dari segala jenis hambatan pada sinyal langsung
dari sebuah aliran listrk, seperti resistansi, reaktansi, capasitansi dan
seluruh factor mekanikal yang menimbulkan hambatan dari transfer energy dalam
sebuah system Impedansi adalah hambatan pada arus AC dan resistansi merupakan
hambatan untuk arus DC. Lambang impedansi adalah Z sedangkan resistansi
dilambangkan oleh R. Akan tetapi, satuan keduanya adalah OHM.
Ukuran
impedansi speaker bermacam-macam mulai dari 2ohm, 4 ohm, 6ohm dan 8 ohm. Sebuah
amplifier solid state biasanya dirancang untuk dapat menahan impedansi sampai 8
ohm, mulai dari 4 ohm. Berbeda dengan amplifier tabung yang hanya bisa menahan
impedansi sesuai dengan sesifikasinya.
antena adalah "transformator
struktur transmisi antara gelombang
terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang ruang bebas atau sebaliknya.
Sekarang antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar,
dan semua alat komunikasi lainnya yang menggunakan sinyal".
Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang
berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara.Bentuk antena bermacam macam
sesuai dengan desain,
pola penyebaran dan frekuensi dan
gain.
Panjang antenna secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi
radio yang dipancarkannya. Antenna setengah gelombang
adalah sangat poluler karena mudah dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio
secara efektif.
BAB II
MATERI DAN PEMBAHASAN
Impedansi listrik, atau lebih sering
disebut impedansi,
menjelaskan ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoid. Impedansi
listrik memperluas konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak
hanya amplitudo relatif dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif.
Impedansi adalah kuantitas kompleks yang dinotasikan dengan dan istilah impedansi kompleks mungkin dapat dipertukarkan. Bentuk
kutub secara praktis menunjukkan baik karakteristik magnitudo dan fase
dimana magnitudo menunjukkan perbandingan amplitudo
perbedaan tegangan terhadap amplitudo arus, memberikan perbedaan fase antara
tegangan dan arus, sedangkan adalah bilangan imajiner.
Dalam koordinat Kartesius,
dimana bagian nyata dari
impedansi adalah resistansi dan bagian imajiner adalah reaktansi . Secara
dimensi, impedansi sama dengan resistansi; dan satuan SI adalah ohm. Istilah impedansi digunakan pertama kaki oleh Oliver Heaviside pada Juli 1886.[1][2] Arthur Kennelly adalah yang pertama kali menunjukkan impedansi
dengan bilangan kompleks pada 1893[3]. Kebalikan dari impedansi
adalah admitansi.
Antena
(antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi
gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara
ke media kabel. Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan
udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah diterangkan
dalam saluran transmisi.
Dalam perancangan suatu antena,
baberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
-
bentuk dan arah radiasi
yang diinginkan
-
polarisasi yang dimiliki
-
frekuensi kerja,
-
lebar band (bandwidth), dan
-
impedansi input yang
dimiliki.
Untuk antena yang bekerja pada band
VLF, LF, HF, VHF dan UHF bawah, jenis antena kawat (wire antenna) dalam prakteknya sering digunakan, seperti halnya
antena dipole 1/2l, antena monopole dengan ground plane, antena loop, antena Yagi-Uda array, antena log
periodik dan sebagainya. Antena-antena jenis ini, dimensi fisiknya disesuaikan
dengan panjang gelombang dimana sistem bekerja. Semakin tinggi frekuensi kerja,
maka semakin pendek panjang gelombangnya, sehingga semakin pendek panjang fisik
suatu antena.
Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama SHF ke atas,
penggunaan antena luasan (aperture antena)
seperti antena horn, antena parabola, akan lebih efektif dibanding dengan
antena kawat pada umumnya. Karena antena yang demikian mempunyai sifat
pengarahan yang baik untuk memancarkan gelombang elektromagnetik..
IMPEDANSI
SENDIRI ANTENA LINEAR TIPIS
Impedansi
tidak semata-mata hambatan. Dia adalah gabungan hasil reaksi
hambatan
(R, resistensi) dan kapasitas elektron (C, capacitance). Maka, dalam bahasa di
literatur elektronika Indonesia lama (tua, sekitar era '80 an), impedansi ini
pernah coba di-Indonesianisasi sebagai: REAKTANSI. Mungkin hendak menunjukkan
impedansi sebagai hasil reaksi hambatan dan kapasitansi secara bersamaan.
Ambil
contoh speaker. bagaimana mengukur impedansi speaker, Dengan alat pengukur hambatan, Dengan
OHM-meter, Dijamin salah Karena 8 ohm pada sebuah speaker (misalnya) bukanlah
hambatan sebesar 8 ohm. Tetapi impedansi sebesar 8 ohm. Jadi satuannya sama,
tapi merujuk kepada hal yg berbeda.
Impedansi
bisa dilihat sebagai reaksi, dengan contoh sbb:
Anda menghubungkan sebuah efek gitar ke ampli.
Sampai Volume-nya penuh, suaranya tetap rendah Ini bisa terjadi karena
impedansinya tidak maksimal. Ada
efek gitar dengan impedansi output 10 k Ohm. Artinya output efek gitar ini akan
memberikan beban sebesar 10 k Ohm. Efek ini dicolok ke sebuah ampli yang
INPUTNYA sanggup menampung beban s/d 100 k Ohm artinya impedansi inputnya 100
kOhm. Apa yg terjadi, yang terjadi adalah Suara normal Karena ampli hanya
diberikan beban impedansi di bawah kemampuannya.
Untuk tiap antenna , Impedansinya terdiri dari
Resistansi ( R ) dan Reaktansi ( X ). Nah nilai X nya inilah yang paling sering
menjadikan masalahnya jadi kompleks. X itu bentuknya bisa Induktif ( memiliki
sifat mirip dgn komparan/coil meski sebuah dipole nggak ada/nggak dipasangi
coil , tapi misalnya ukurannya kependekan dibanding ukuran panjang yg
seharusnya ) tapi juga bisa kapasitif ( sifatnya seperti kapasitor , meskipun
tidak ada kapasitor yg kita solderkan disitu , tapi sifat "seakan
capasitor" itu bisa muncul kalau dipole kepanjangan. Atau bisa juga karena
jarak antara 2 batang elementnya -dipole khan bisa juga berbentuk lengkungan
gepeng melingkar yg disebut folded dipole - yg mempengaruhi ). Nah pengertian
"kalau dia kapasitif" itu contohnya macam-macam. salah satu
diantaranya adalah dipole kependekan atau bisa juga antenna vertical yg
kependekan , dengan menambahkan coil pada antenna vertical yang
pendek/kependekan , maka itulah langkah untuk mematchingkan antenna , atau bisa
juga dengan menambahkan panjangnya. Sebaliknya kalau antenna kepanjangan , kita
bisa menambahkan capacitive hat untuk membuatnya makin mendekati match. Contoh
lain lagi adalah dengan memasang gamma match. gamma match itu kan ada bagian yg
bisa digeser geser panjangnya dan ada juga variable kapasitornya. bagian yg di
geser itu adalah untuk "mengejar" atau menaik turunkan nilai
induktivenya , sedang variable kapasitornya itu yang untuk menyetel nilai
kapasitifnya. Lalu bagaimana kita bisa mengetahui sebuah antenna itu nilai R
nya berapa dan nilai X nya berapa ( serta sekalian X nya itu induktif atau
kapasitif ) , itu bisa diukur dengan alat ukur Antenna Bridge atau disebut juga
Antenna Impedance Bridge. Kalau kita sudah tahu nilai R nya dan tahu nilai X
nya , maka kita akan tahu Impedance totalnya , lengkap dengan
"arahnya" kemana. Induktif atau kapasitif.
Impedansi Masukan Dan Penyesuai Impedansi
Perencanaan impedansi masukan untuk elemen peradiasi
dapat dihitung dengan persamaan :
Dari perhitungan diatas didapat bahwa impedansi elemen
peradiasi sebesar 273.09 Ω. Sedangkan untuk penyesuai impedansi antena ini
didapat dari persamaan :
Impedansi pakan dari antena dipol adalah penting. Untuk
memastikan transfer yang optimal energi dari pengumpan, atau sumber / beban,
impedansi umpan dari dipol harus sama seperti yang dari sumber atau beban.
Dengan mencocokkan impedansi
umpan dari dipol ke sumber atau beban, antena mampu beroperasi untuk efisiensi
maksimum.
Impedansi Pakan Dasar-Dasar Dipole
Impedansi umpan dipol
ditentukan oleh rasio dari tegangan dan arus pada titik pakan. Sebuah
perhitungan sederhana Ohm Hukum akan memungkinkan impedansi yang akan
ditentukan.
Meskipun dipol dapat diberi
makan pada titik tertentu, itu biasanya makan di arus maksimum dan titik
minimum tegangan. Hal ini memberikan impedansi rendah yang biasanya lebih
mudah dikelola.
Dipol yang paling cenderung
kelipatan panjang gelombang setengah panjang. Oleh karena itu mungkin
untuk memberi makan dipol di salah satu dari tegangan minimum atau titik
maksimum saat ini yang terjadi pada saat itu adalah seperempat panjang
gelombang dari akhir, dan kemudian pada interval setengah panjang gelombang.
Tiga setengah panjang gelombang gelombang antena dipol menampilkan pakan titik
poin λ / 4 dari kedua ujung juga bisa digunakan
Sebagian besar antena dipole
setengah panjang gelombang panjang. Karena itu mereka tengah makan - titik
maksimum minimum dan tegangan saat ini.
Gelombang dasar antena dipole setengah dengan titik pusat pakan
Impedansi pakan dipol terdiri
dari dua unsur:
·
Rugi perlawanan: Hasil resistensi kerugian dari kerugian resistif atau
ohmik dalam elemen radiasi, yaitu dipol. Dalam banyak kasus perlawanan
kehilangan dipol diabaikan karena mungkin rendah. Untuk memastikan bahwa
itu adalah rendah, kabel cukup tebal atau pipa harus digunakan, dan logam harus
memiliki resistansi rendah.
·
Resistensi Radiasi: Hambatan radiasi adalah unsur dari impedansi antena
dipol yang dihasilkan dari kekuatan yang "hilang" sebagai gelombang
elektromagnetik. Tujuan dari setiap antena adalah untuk
"mengusir" kekuatan sebanyak dengan cara ini mungkin.
Seperti halnya antena RF,
impedansi pakan dari antena dipol tergantung pada berbagai faktor termasuk
panjang, posisi pakan, lingkungan dan sejenisnya. Gelombang setengah pusat
antena dipol makan di ruang bebas memiliki 73,13 ohm impedansi sehingga ideal
untuk memberi makan dengan 75 ohm pengumpan.
Faktor-Faktor Yang Mengubah Impedansi Umpan Dipol
Impedansi umpan dipol dapat
diubah oleh berbagai faktor, jarak objek lain yang memiliki efek yang
ditandai. Tanah memiliki efek besar. Jika antena dipol membentuk
elemen memancar untuk bentuk yang lebih rumit dari RF antena, maka elemen
antena RF akan berpengaruh.Seringkali efeknya untuk menurunkan impedansi, dan
bila digunakan dalam beberapa antena impedansi umpan dari elemen dipol bisa
jatuh ke sepuluh ohm atau kurang, dan metode harus digunakan untuk memastikan
cocok dipertahankan dengan feeder.
Impedansi Antena Impedansi yang cocok akan menghasilkan pemindahan
daya yang maksimum. Antena juga berfungsi sebagai matching load-nya transmitter
(50 Ohms) Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) adalah satuan yang menunjukan sampai dimana antena sesuai (match) dengan jalur transmisi yang dikirimnya. VSWR adalah rasio dari tegangan yang keluar dari antena dengan tegangan pantulan. Kesesuaian didapatkan jika nilai VSWR menjadi sekecil mungkin, nilai 1,5:1 pada pita frekwensi yang dipakai merupakan batasan maksimum.
(50 Ohms) Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) adalah satuan yang menunjukan sampai dimana antena sesuai (match) dengan jalur transmisi yang dikirimnya. VSWR adalah rasio dari tegangan yang keluar dari antena dengan tegangan pantulan. Kesesuaian didapatkan jika nilai VSWR menjadi sekecil mungkin, nilai 1,5:1 pada pita frekwensi yang dipakai merupakan batasan maksimum.
Pada sejumlah kasus antenna atau beban lainnya ,
besar dan “kombinasi” ( berapa nilai bagian “real / resistivenya dan berapa
bagian “imajiner” / reactive -baik capacitive maupun inductive- nya )
impedansinya tidak ketahuan. jika impedansi tersebut tidak matched terhadap
line/coax maka line akan “memodifikasi” impedansi tsb. sehingga pemancar akan
melihatnya sebagai nilai impedansi lain yang berbeda ( pemancar akan melihat
secara salah , sehingga jika terjadi kasus semacam ini maka nilai yang akan
ditunjukkan oleh swr meter juga angka yang salah / “menipu” kita ). Salah satu
cara yang umum dipakai untuk mengatasi masalah semacam ini adalah dengan
melakukan pengukuran jenis lain, yaitu pengukuran yang mampu melihat “impedansi
kombinasi” itu ( mengetahui bahwa impedansi yang terukur atau terlihat salah
oleh pemancar pada kasus semacam itu sebenarnya BUKANLAH impedansi antenna
melainkan GABUNGAN antara impedansi antenna dan impedansi line secara total ).
Alat yang mampu mengukur impedansi kombinasi dari
titik diujung line disisi pemancar adalah alat ukur IMPEDANCE BRIDGE. Setelah
Impedance Bridge menemukan impedansi “gabungan”/ kombinasi tersebut , maka
kembali menjadi ( salah satu ) tugas / fungsi dari Tabel Smith ( Smith Chart )
yang kompleks itulah yang akan menunjukkan kepada kita hasil “uraian”nya ,
berapa nilai impedansi antennanya dan berapa nilai impedansi total coaxnya
alias seberapa “parah” modifikasi nilai atau “pemalsuan” yang terjadi jika (
pada kasus ini ) dipakai kabel coax RG-11/U dengan Foam Dielectric , memiliki
impedansi karakteristik 75 ohm , Velocity Factornya 0.8 , panjangnya 50 ft.
serta dioperasikan pada frekuensi pancaran 72 MHz. Referensi gambar 13-37 (
tidak ditampilkan disini ).
Seperti sudah dinyatakan diatas , pada contoh ini
beban/load nya adalah sebuah antenna yang belum diketahui nilai impedansi
aktualnya. Jika pengukuran yang dilakukan pada kabel diujung / sisi pemancar
menunjukkan impedansi Complex sebesar 82 + j43 , berapakah impedansi yang
sebenarnya dari antenna ?
Jawab :
·
Satu lambda pada
72 MHz = 984 / 72 = 13.67 ft. Jika kita masukkan velocity factornya yang 0.8
maka lambda pada kabel tsb. menjadi 13.67 x 0.8 = 10.93 ft.
·
Panjang kabel 50
ft., dalam lambda = 50 / 10.93 = 4.57 lambda. Seperti sudah kita pelajari ,
nilai 4 lambdanya bisa kita abaikan ( karena kalau dihitung hanya akan terjadi
pengulangan saja ) sehingga untuk praktisnya kita hanya perlu menghitung “angka
sisa”nya yang 0.57 lambda.
·
Lakukan
normalisasi pada impedansi yang terukur tadi. Nilai pada Prime Center menjadi
75 ohm sesuai karakteristik kabel ( gambar 13-37 ). Z = ( 82 + j43 ) : 75 =
1.09 + j0.52. Nilai 1.09 + j0.52 ini yang kita plot kan ke Smith Chart.
·
Dari Prime
Center kita plotkan Lingkaran SWR melalui titik ini , kemudian dari lingkaran
tsb. kita tarik / gambarkan Garis Tangent lurus kearah skala linier SWR yang
ada dibawah. Nilai SWR kita temukan = 1.67
·
Berikutnya tarik
garis dari prime centerketitik normalized impedance dan melalui plotting
panjang gelombang / lambda pada perimeter dari grafik. Pada titik perpotongan
skala “TOWARD LOAD” ( identik dengan “sepanjang kabel , kearah antenna” ),
ditemukan titik X pada skala 0.346 lambda ( lihat gambar ).
·
plotted
impedance ini adalah yang terlihat dari ujung kabel disisi generator ( =
pemancar ) , jadi kita masih perlu mengelilingi grafik/tabel kearah load (
berlawanan dengan arah jarum jam ). Catatan : Mengingatkan kembali bahwa pada
putaran 4.5 lambda kita akan kembali ( berulang ) ketitik yang sama / titik X.
07 Lalu tambahkan 0.
·
lambda lagi (
tetap kearah kebalikan jarum jam ) untuk menuntaskan sesuai “seluruh panjang (
nya ) kabel coax” . Ini akan menghasilkan temuan dititik 0.346 + 0.07 = titik
0.416 lambda yang kita nyatakan sebagai titik Y digambar 13-37 tsb.
·
Lalu gambar
garis dari Y ke prime center. Pada titik dimana garis memotong lingkaran SWR ,
itu adalah nilai impedansi antenna yang sekarang sudah kita temukan dengan
nilai normalisasi 0.72 + j0.33. Untuk mengetahui nilai impedansi yang
sebenarnya , kalikan dengan 0.75 maka akan kita temukan Z = 75 ( 0.72 + j0.33 )
= 54 + j24.75 ohm.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Impedansi
tidak semata-mata hambatan. Dia adalah gabungan hasil reaksi
hambatan
(R, resistensi) dan kapasitas elektron (C, capacitance). Maka, dalam bahasa di
literatur elektronika Indonesia lama (tua, sekitar era '80 an), impedansi ini
pernah coba di-Indonesianisasi sebagai: REAKTANSI. Mungkin hendak menunjukkan
impedansi sebagai hasil reaksi hambatan dan kapasitansi secara bersamaan.
Ambil
contoh speaker. bagaimana mengukur impedansi speaker, Dengan alat pengukur hambatan, Dengan
OHM-meter, Dijamin salah Karena 8 ohm pada sebuah speaker (misalnya) bukanlah
hambatan sebesar 8 ohm. Tetapi impedansi sebesar 8 ohm. Jadi satuannya sama,
tapi merujuk kepada hal yg berbeda.
antena adalah "transformator
struktur transmisi antara gelombang
terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang ruang bebas atau sebaliknya.
Sekarang antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar,
dan semua alat komunikasi lainnya yang menggunakan sinyal".
Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang
berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara.Bentuk antena bermacam macam
sesuai dengan desain,
pola penyebaran dan frekuensi dan
gain.
Panjang antenna secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi
radio yang dipancarkannya. Antenna setengah gelombang
adalah sangat poluler karena mudah dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio
secara efektif.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Krauss,
John D. , 1988, Antennas, Mcgraw
Hill.
·
Alaydrus,
Mudrik (2001). Antenna prinsip dan aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
·
Oliver
Heaviside, The Electrician,
p. 212, 23rd July 1886 reprinted as Electrical
Papers, p64, AMS Bookstore, ISBN 0-8218-3465-7
·
Horowitz, Paul;
Hill, Winfield (1989). "1". The
Art of Electronics. Cambridge University Press. pp. 31–32. ISBN 0-521-37095-7.
mbak/mas bisa tidak sy minta file alinya yg dalam bentuk word soalnya kalo d sini banyak yg hilang. kalo mau tolong email d alamat ini muqarramah14hoekyoto@gmail.com
BalasHapus